Bunda, ini dari anakmu
di masa depan…….
Selamat pagi
bunda, selamat hari Sabtu. Bunda sehat? Semoga bunda selalu dalam lindungan-Nya.
Aamiin.. Hari ini aku menatap foto bunda, lama sekali. Bunda sungguh tidak
pernah berubah. Selalu menjadi sosok paling dirindukan. Tiba-tiba si kecil
datang dan mengusap titik-titik bening di ujung-ujung mataku. “Bunda kangen
nenek ya?”, begitu ujarnya. Aku hanya bisa mengangguk meng-iya-kan dan
memeluknya, bun. Dia sudah jauh lebih pintar dari saat terakhir kita bertemu. Dia
sudah hafal surat-surat pendek banyak sekali, dan kemarin hafalan Ad-duha nya
baru selesai. Sungguh menggemaskan memang, bun. Koleksi bukunya banyak sekali dan tentu
saja ayahnya yang mengajarinya gemar membaca. Dia juga semakin senang bercerita
dan semakin bawel. Bunda siap-siap saja untuk mendengarkan curhatan-curhatan
kecilnya. Aku tidak pandai mendongeng dan bercerita, sehingga untuk urusan yang
dua itu aku serahkan dan percayakan sepenuhnya pada ayahnya.
Bunda, bagaimana
pohon rambutan di depan rumah kita? Sudah berbuah kah? Sering sekali aku merindukan
masa-masa dimana bunda memetikkan buah rambutan merah-merah untukku. Lalu bunda
akan memilihkan yang besar dan merah, dan tak lupa mengusir semut-semut nya
lebih dulu sebelum memberikannya padaku. Aku dan si kecil pun begitu. Hal-hal
seperti itu memang naluriah ya bun? Aku selalu ingin menyeleksi apapun yg akan
masuk ke dalam mulutnya. “Bunda ih kupasin buahnya, getahnya bikin tangan
item-item bun, jijik.” Lucu sekali melihat wajahnya cemberut setiap kali aku
menyuruhnya mengupas cangkang rambutan sendiri. Kadang kalau dia lagi sensitif,
biasanya langsung nangis, persis bunda nya dulu. Nah, kalau sudah nangis
begitu, ayahnya yang akan berbaik hati mengupaskannya. Alhasil seharian itu dia
hanya mau nempel sama ayahnya. Aku dicuekin, bun. Dua makhluk itu selalu
menggemaskan, bun. Sungguh.
Melihat bagaimana
keluarga kecilku sekarang, aku selalu dan selalu ingat bunda. Bagaimana tidak?
Siang dan malam, bunda selalu mendoakan kebaikan dan kebahagiaan untukku.
Bunda, apa rahasianya sehingga doa-doa bunda itu bisa terkabulkan? Saat ini aku
sangat bahagia, bun. Dulu bunda selalu bilang: “Semoga kelak dapat suami yang
baik segala-galanya.” Alhamdulillah bun, dia sangat melengkapiku. Dia sungguh
luar biasa untuk menjadi imamku. Aku bahkan tidak sungkan untuk mengatakan
bahwa dia adalah menantu yang baik untukmu, bunda. Belum lagi ada si kecil
menggemaskan yang hadir di tengah-tengah kami. Dia seperti matahari yang baru
saja terbit. Selalu ceria. Selalu minta diajari ini itu. Selalu bercerita. Kami
mencintainya lebih dari apapun, bun.
Untuk doa-doa yang
selalu engkau panjatkan sejak aku dilahirkan sampai saat ini, terimakasih
banyak bundaaaa. Semoga bunda disayang Alloh :)
0 komentar:
Posting Komentar