Tiba-tiba teringat sepenggal lagu yang sering ibu nyanyikan di rumah.
Untuk "salira" yang selalu menuai segala rasa. Yang dikala Oktober ini
selalu "manis" mengajarkanku arti kesabaran dan mengakui kesalahan. Yang
tanpa disengaja, membuatku mau mengalah, mau menangis, mau bertahan,
mau terus menyayangi, mau berkorban, mau mencinta, mau menahan keluhan.
Meskipun ternyata setiap mau-ku tidak selalu berjalan mulus. Karena aku
wanita, dan terkadang aku ingin dimengerti lebih dari biasanya. Karena
aku wanita, dan aku seperti wanita lainnya punya indera "perasa" yang
lebih sensitif dari kalian kaum adam. Karena aku wanita, karena aku
calon isteri, calon ibu, ternyata aku harus belajar bagaimana
menyembunyikan rasa tidak enak yang menyerangku seketika, belajar
bagaimana mengontrol emosi agar pasangan yang kelak disebut-sebut sebagai suami
dapat merasa nyaman bersama kita. Terimakasih, karena "salira" sudah
mau membiasakan diri denganku yang seperti ini. Terimakasih juga karena
"salira" mau menunjukan segala sisi dari dirimu agar kelak jika aku
menjadi istrimu, aku tak perlu kaget lagi. Terimakasih segalanya. Karena
"salira", lelaki yang aku inginkan untuk mendampingi hidupku.
"Beurang na lamunan
mun peuting dina impian
teu weleh ngagoda
ngahias amparan rasa
nyanding dina dada
mung aya ukur salira
keur salamina"
0 komentar:
Posting Komentar