RSS

Karena Aku Wanita (1)



“ Karena wanita ingin dimengerti
Lewat tutur lembut dan laku agung”

Karena aku wanita. Makhluk yang katanya gemar membolak-balikkan keadaan. Pernyataan itu tidak benar, yang kadang-kadang bisa hampir benar, juga bisa menjadi benar. Semuanya bergantung perasaan. Bergantung hati. Bergantung -kamu-. Ah, wanita memang makhluk perasa.
Ketika sesuatu yang disebut perasaan lebih condong pada suatu keadaan yang kemudian ‘buktinya’ tidak sesuai kenyataan, maka sebenarnya dia mencium bau tidak beres dari -kamu-.

Misal ketika hati kecilku mengatakan ‘kamu ga boleh’, tetapi karena aku tahu betul -kamu- menginginkannya, maka aku lebih memilih mengatakan yang sebaliknya. ‘Iya sayang, silahkan, boleh, monggo’. Itu jauh lebih baik dari didiamkan semalaman tanpa kabar; Salah satu reaksi yang mungkin muncul ketika aku menginginkan yang  tak -kamu- inginkan atau tidak menginginkan yang -kamu- inginkan. Sungguh itu jauh lebih baik. Jauh melegakan.

Misal juga ketika aku mengatakan ‘terserah’, terkadang maksudnya bukan berarti membiarkanmu bebas melakukan apapun. Alasannya karena aku tidak begitu suka disebut sebagai tukang ngatur, maka memang kata paling tepat adalah ‘terserah’. Terserah apapun yang menurut -kamu- baik, lakukan saja.

Dan setelah aku mengenal -kamu-, aku bisa lebih berdamai dengan hal-hal seperti itu. Daripada aku didiamkan semalaman, lebih baik mengatakan sesuatu yang ingin -kamu- dengarkan bukan? Membohongi diri sendiri? Itu bukan masalah lagi ketika ternyata tak dipedulikan lebih tidak enak untuk dinikmati sendirian.



0 komentar:

Posting Komentar