Wahai, sesuatu yang sewajarnya aku jenuhi
Coba fikirkan lagi, lagi, dan lagi
Bagaimana kamu bisa tetap hadir?
Meski semampuku sudah bermeter-meter meninggalkanmu di kedalaman sana.
Berharap sesuatu menghabisimu disana
Atau sesuatu lainnya membawamu semakin jauh dari permukaan.
Atau mungkin kamu dengan jurusmu dapat menghilang dan lupa mantra kembali.
Atau
ada seseorang membantu memapahku menjauhimu, lalu dengan senyumnya yang
menawan; serta merta aku dapat terbang, menunjukkan dua sayapku yang
rupawan dan lalu mengelilingimu.
Menyuruhmu dengan lembut; hancur!
Oh, kau…apapula yang malah membuatmu mengapung, melesat jauh dari permukaan, dan menari-nari indah di hamparan biru yang lain?
Dan lihat, betapa lancangnya kau!
Kau mengepakkan kedua sayapmu yang pincang?
Seketika sayap-sayapku rontok; terbagi menjadi ratusan keping, berserakan dan berkilauan.
September 2014